Kepergian si Nona kali ini menjadi salah satu momen terpenting dalam kehidupannya. Setelah terlalu lama pergi meninggalkan tanah kelahirannya. Akhir dari bulan saat si Nona mulai membuka mata, dia memutuskan sudah saatnya pulang ketempat dimana sebagian masa lalu itu pernah terukir. 

Dengan mengumpulkan segenap keberaniannya si Nona beranjak Pulang menuju Rumah pertama, melewati lagi tempat-tempat saat kenangan yang menyakitkan itu terlintas. Ah ternyata sudah cukup lama si Nona memutuskan menutup semua pintu yang mengingatkan tentang masa masa terberat itu.

Tiba di gerbang pintu Rumah tanpa ada seorang pun yang menyambut, si Nona tertegun dan berkata inilah rumah tempat aku melewati episode kedua dalam hidupku. Mencoba menyusuri setiap garis di dinding rumah yang seakan mengatakan selamat kembali datang Nona kami sudah menunggu kamu mau kembali lagi. 

Bertemu dengan Ayah si Nona yang tak lagi menampakkan kekuatan yang dulu selalu dibanggakan, hanya menyisakan senyum dan perilaku khas selalu memanjakan si Nona cukup membuat si Nona tak bisa berkata apapun. 

Bertemu lagi Bunda yang selalu bersabar dengan segala tingkah kenakalan si Nona yang kala dahulu tidak pernah bisa terbendung oleh siapapun cukup membuat si Nona menangis semalaman. Begitu banyak kata dan hal yang ingin terucap tapi tak satupun sanggup keluar dari bibir si Nona, dengan lembutnya sambil mengusap kepala si Nona beliau berkata "Apalagi  yang kamu cari Non, mau pergi kemana lagi setelah ini?". Dengan sisa sisa tangisan di wajahnya si Nona berkata, tunggu sebentar wahai Bunda kepulangan aku kali ini salah satu upaya untuk mengucapkan selamat tinggal dengan Sang Kenangan.

Tidurlah disini malam ini Nona, beberapa kali kepulanganmu itu tidak pernah menyempatkan diri untuk sekedar bermalam di kamar ini. Dengan tersenyum si Nona berkata, Iya kali ini aku ingin menghabiskan waktu di rumah ini.