It's about waiting the Right one and Choose to being Alone at here..

It's about waiting the Right one and Choose to being Alone at here..

Powered by Blogger.

About Me

My photo
i'm only want to be an extraordinary girl in the ordinary way that always try to become a shaleeha girl,...

Friends

Friday, April 4, 2014

Dear You.... II

No comments :
Pada akhirnya, perjalanan panjang yang bisa memahamkan di posisi mana arti hadir kita. Sekadar remah atau senyata emas.


Jatuh cinta pada pandangan pertama, itu mungkin terjadi. Tapi, sekali lagi, waktu juga yang akan menguji.


Tak butuh menjadi siapa atau apa aku di matamu. Ketika jatuh cinta telak dihatimu, aku adalah aku tanpa awalan atau akhiran. Ketika kamu jatuh telak di hatiku, kamu adalah kamu tanpa notasi berurutan di hatiku.


Mampukah aku beranjak pergi, dengan semua tentangmu pelan - pelan membatu dan memberatkan langkahku? Padahal aku tak bisa berlama - lama ada disini. Padahal kau juga sudah lama tak ada disini.


Berlariku kearahmu, mungkin tidak saat ini. Tapi berjalanku tertatih menimang hatimu, yakinku itu pasti.


KAMU....... sedetik menjauh, sedetik mendekat. Pergi, lalu kembali lagi. Sebentar ada, sekelebat tiada. Kau seperti pusaran tanya yang tak kunjung berhenti.


Selama kamu bahagia, teruslah berpegang pada alasan yang kamu yakini, dan cara yang kamu pilih. Aku tak kan menggugat lagi. Sebab aku mencintaimu, biar kutanggung segala akibatnya...


Tak pernah ada kata cukup bagi cintamu. itulah sebab kenapa aku setia mengikuti jalan-Mu. Mempercayakan hatiku dalam genggaman-Mu. Ikhlaslah yag mmbuatku larut dalam lautan cinta-Mu.


Ada dan tiada bagimu, rasa itu tetap kujaga. Tersimpan rapi dalam bejana pengharapan. Di suatu masa, siapa tahu, akan hadir kesempatan kedua bagi cinta kita.


Rumah, sejauh mana pun aku melangkah dan berlari, kepadanya juga aku kembali. Rumah. Karena di sanalah hati begitu nyaman berdiam. Ada rindu yang terus bernyawa. Membawa inginku selalu kembali kepadanya. Rumah itu Kamu. Semesta nyaman yang menjalar dan teduh yang berjajar. Menguar rindu yang tak terbilang. Mengeja cinta - tanpa tanda tanya, berulang-ulang. Rumah itu, hatimu...


Aku ingin mencintaimu tanpa batas waktu. Tidak kini, dulu apalagi nanti. Aku ingin mencintaimu saja untuk selamanya..


Ada dan tiada , bagimu... kamu tetap ada, bagiku. Maka, untuk apa ingkar jika penantianku masih bertekuk pada lipatan sunyi yang mencatut namamu, satu-satunya..


Karena kamu adalah kebahagiaanku. Karena kamu adalah kegelisahanku. Sanggupkah aku pergi? Untukmu, kuasah luka. Kepadamu, kuasuh bahagia..


Untuk apa jauh - jauh lagi mencari, sementara dalam dirimu saja aku sudah menemukan alasan hidup " Bahagia Bersamamu"


Berulang kali kubunuh rasa ini, aku tak bisa kemana-mana ternyata! Maka percayakan saja kepada sang waktu, kita tetaplah satu. Karena dia selalu ada.

(Dear You, Moammar Emka)



Dan lagi - lagi semua ini tentang kamu, iya kamu yang selalu memenuhi pikiranku. Yang selalu menghabiskan waktu tanpa tersadar. Yang selalu menjadi alasanku untuk kembali tersenyum bahagia. Yang selalu akan aku titipkan pada seuntai doa kepada Sang Maha Segalanya. Yang selalu membuatku ingin berlari menuju tempat kamu berdiri. Yang selalu menjadi alasanku untuk tetap memperjuangkan rasa. Yang menjadi sumber dari penantian panjangku.. Yang selalu berusaha untuk menabur garam di atas luka hatiku karena mendambamu diam - diam...





No comments :

Post a Comment

Friday, April 4, 2014

Dear You.... II

Pada akhirnya, perjalanan panjang yang bisa memahamkan di posisi mana arti hadir kita. Sekadar remah atau senyata emas.


Jatuh cinta pada pandangan pertama, itu mungkin terjadi. Tapi, sekali lagi, waktu juga yang akan menguji.


Tak butuh menjadi siapa atau apa aku di matamu. Ketika jatuh cinta telak dihatimu, aku adalah aku tanpa awalan atau akhiran. Ketika kamu jatuh telak di hatiku, kamu adalah kamu tanpa notasi berurutan di hatiku.


Mampukah aku beranjak pergi, dengan semua tentangmu pelan - pelan membatu dan memberatkan langkahku? Padahal aku tak bisa berlama - lama ada disini. Padahal kau juga sudah lama tak ada disini.


Berlariku kearahmu, mungkin tidak saat ini. Tapi berjalanku tertatih menimang hatimu, yakinku itu pasti.


KAMU....... sedetik menjauh, sedetik mendekat. Pergi, lalu kembali lagi. Sebentar ada, sekelebat tiada. Kau seperti pusaran tanya yang tak kunjung berhenti.


Selama kamu bahagia, teruslah berpegang pada alasan yang kamu yakini, dan cara yang kamu pilih. Aku tak kan menggugat lagi. Sebab aku mencintaimu, biar kutanggung segala akibatnya...


Tak pernah ada kata cukup bagi cintamu. itulah sebab kenapa aku setia mengikuti jalan-Mu. Mempercayakan hatiku dalam genggaman-Mu. Ikhlaslah yag mmbuatku larut dalam lautan cinta-Mu.


Ada dan tiada bagimu, rasa itu tetap kujaga. Tersimpan rapi dalam bejana pengharapan. Di suatu masa, siapa tahu, akan hadir kesempatan kedua bagi cinta kita.


Rumah, sejauh mana pun aku melangkah dan berlari, kepadanya juga aku kembali. Rumah. Karena di sanalah hati begitu nyaman berdiam. Ada rindu yang terus bernyawa. Membawa inginku selalu kembali kepadanya. Rumah itu Kamu. Semesta nyaman yang menjalar dan teduh yang berjajar. Menguar rindu yang tak terbilang. Mengeja cinta - tanpa tanda tanya, berulang-ulang. Rumah itu, hatimu...


Aku ingin mencintaimu tanpa batas waktu. Tidak kini, dulu apalagi nanti. Aku ingin mencintaimu saja untuk selamanya..


Ada dan tiada , bagimu... kamu tetap ada, bagiku. Maka, untuk apa ingkar jika penantianku masih bertekuk pada lipatan sunyi yang mencatut namamu, satu-satunya..


Karena kamu adalah kebahagiaanku. Karena kamu adalah kegelisahanku. Sanggupkah aku pergi? Untukmu, kuasah luka. Kepadamu, kuasuh bahagia..


Untuk apa jauh - jauh lagi mencari, sementara dalam dirimu saja aku sudah menemukan alasan hidup " Bahagia Bersamamu"


Berulang kali kubunuh rasa ini, aku tak bisa kemana-mana ternyata! Maka percayakan saja kepada sang waktu, kita tetaplah satu. Karena dia selalu ada.

(Dear You, Moammar Emka)



Dan lagi - lagi semua ini tentang kamu, iya kamu yang selalu memenuhi pikiranku. Yang selalu menghabiskan waktu tanpa tersadar. Yang selalu menjadi alasanku untuk kembali tersenyum bahagia. Yang selalu akan aku titipkan pada seuntai doa kepada Sang Maha Segalanya. Yang selalu membuatku ingin berlari menuju tempat kamu berdiri. Yang selalu menjadi alasanku untuk tetap memperjuangkan rasa. Yang menjadi sumber dari penantian panjangku.. Yang selalu berusaha untuk menabur garam di atas luka hatiku karena mendambamu diam - diam...