It's about waiting the Right one and Choose to being Alone at here..

It's about waiting the Right one and Choose to being Alone at here..

Powered by Blogger.

About Me

My photo
i'm only want to be an extraordinary girl in the ordinary way that always try to become a shaleeha girl,...

Friends

Thursday, April 3, 2014

Dear You....

No comments :
Begitu sederhana kita memulaikan

Perjumpaan sesaat yang menyekat tatap, menggelitik getarku seketika. Menghadirkan bilur senyum yang menyepuh pagi dan malamku. Tanpa ragu, kucetak prasasti cinta di atas keakuan perasaanku. Begitu pun dirimu.



Begitu bermakna, kita jalani kebersamaan

Selain bahagia, apalagi yang bisa kureka-reka saat bersamamu. Selebihnya adalah damba untuk segera bisa mengukir janji suci dalam doa-doa yang ditasbihkan.
Menjadi dua manusia yang hidup dengan dan atas nama cinta saja, lain tidak. Membela cinta tanpa harus bertanya-tanya.



Begitu lelah, kita mencari arti.

Betapa susah memahami maunya hati. Betapa sulit mengerti cinta yang menancapkan nafas kegelisahan di setiap jejak yang kita pijak. Kau hidup dalam adamu, begitu pun aku. Titik temu dua hati yang kita iba-iba dengan peluh dan doa, tak jua bersambut nyata. Tawa, tangis dan amarah mencetak warna - warni nyata dalam barisan cinta yang kita coba endapkan, tanpa lelah. Tanpa kita sadari lajunya, tahu - tahu lelah itu tiba-tiba menciumi tapal batas pencapaiannya.



Begitulah cinta, beginilah kita

Cinta memang tak pernah salah. Cinta yang semestinya menuntun kita menjadi tiang dan jembatan yang saling seia tanpa syarat, ternyata belum juga mengejawantahkan utuh, lebur dalam diri kita. Selain bersandar pada apa yang kita yakini sebagai cinta, selebihnya kita hanya bisa jalani dan berpasrah dalam doa. Berharap cinta dan penyatuan setia berjalan beriringan di akhir cerita. Tapi jika tidak?? Mungkin, semestinya biarkan cinta dan perpisahan bergandengan dengan rahasianya.





*Demi apa, demikian aku mencintaimu (moammar emka)

No comments :

Post a Comment

Thursday, April 3, 2014

Dear You....

Begitu sederhana kita memulaikan

Perjumpaan sesaat yang menyekat tatap, menggelitik getarku seketika. Menghadirkan bilur senyum yang menyepuh pagi dan malamku. Tanpa ragu, kucetak prasasti cinta di atas keakuan perasaanku. Begitu pun dirimu.



Begitu bermakna, kita jalani kebersamaan

Selain bahagia, apalagi yang bisa kureka-reka saat bersamamu. Selebihnya adalah damba untuk segera bisa mengukir janji suci dalam doa-doa yang ditasbihkan.
Menjadi dua manusia yang hidup dengan dan atas nama cinta saja, lain tidak. Membela cinta tanpa harus bertanya-tanya.



Begitu lelah, kita mencari arti.

Betapa susah memahami maunya hati. Betapa sulit mengerti cinta yang menancapkan nafas kegelisahan di setiap jejak yang kita pijak. Kau hidup dalam adamu, begitu pun aku. Titik temu dua hati yang kita iba-iba dengan peluh dan doa, tak jua bersambut nyata. Tawa, tangis dan amarah mencetak warna - warni nyata dalam barisan cinta yang kita coba endapkan, tanpa lelah. Tanpa kita sadari lajunya, tahu - tahu lelah itu tiba-tiba menciumi tapal batas pencapaiannya.



Begitulah cinta, beginilah kita

Cinta memang tak pernah salah. Cinta yang semestinya menuntun kita menjadi tiang dan jembatan yang saling seia tanpa syarat, ternyata belum juga mengejawantahkan utuh, lebur dalam diri kita. Selain bersandar pada apa yang kita yakini sebagai cinta, selebihnya kita hanya bisa jalani dan berpasrah dalam doa. Berharap cinta dan penyatuan setia berjalan beriringan di akhir cerita. Tapi jika tidak?? Mungkin, semestinya biarkan cinta dan perpisahan bergandengan dengan rahasianya.





*Demi apa, demikian aku mencintaimu (moammar emka)